Laut Cina Selatan

 


https://youtu.be/fKzNaXj12Dosi=8XXCzCXVeLV4_7S

Laut Cina Selatan adalah kawasan super strategis. Ia merupakan jalur perdagangan sentral, baik untuk ekspor atau impor. Nilai alur perdagangan itu diperkirakan lebih dari 5 triliun dolar AS per tahun, dengan catatan: itu adalah taksiran tahun 2016. Sementara pada 2035, diperkirakan 90 persen minyak bumi dari Timur Tengah yang menuju Asia melewati perairan itu.

Dan itu bukan satu-satunya aspek menggiurkan dari kawasan ini. Menurut Badan Informasi Energi AS, di sini tersimpan cadangan minyak bumi sebesar 11 miliar barel serta gas alam yang mencapai 190 triliun kaki kubik.

Maka tak heran di tengah potensi yang luar biasa besar itu, enam negara yang berbatasan langsung saling berebut klaim terhadap sebagian atau keseluruhan wilayah itu (Laut Cina Selatan terdiri dari sekian ratus pulau kecil). Mereka adalah Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Cina itu sendiri serta Indonesia.

Cina mengklaim hampir seluruh wilayah ini, yang itu bertabrakan dengan klaim lima negara lain. Misalnya terhadap Kepulauan Paracel. Cina merasa memiliki hak penuh atas kepulauan tersebut, dan Vietnam pun demikian. Juga Kepulauan Spratly. Selain Cina dan Vietnam, wilayah ini juga diperebutkan Brunei, Malaysia, dan Filipina.

Sementara dengan Indonesia, adu klaim terjadi terhadap Kepulauan Natuna.

Jalur diplomasi untuk menyelesaikan masalah ini tak menemui jalan keluar berarti, masing-masing negara kemudian memperkuat angkatan perangnya, terutama di bidang matra laut dan utara.

Data Stockholm International Peace Research Institute yang dirilis April 2017 menyebut dari 2007 hingga 2016, belanja militer negara ASEAN naik hingga 47 persen. Ini lebih besar ketimbang peningkatan belanja negara di kawasan Amerika Selatan dan Eropa Timur--dua wilayah yang juga punya konflik tak kalah rumit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semenanjung Sinai

Pantai pudak

Pantai dlodo